Posts

Showing posts from October, 2006

catat

Seorang kawan YM! ber'nasihat', begini bunyinya: You have been exposed to various ...(things). So, the ball is on your court now because nobody will come and propose ...(things) to you. Makanya dicatat saja di sini, karena menarik untuk dicatat.

I would never

Image
This is one of the few of Indonesian bands who writes its lyrics in English. Mocca is a Bandung-based band with 4 members. I just know that Arina, the vocalist, is sister to Dewi Lestari. To date the band has released 2 album plus one mini album for which one of the song dedicated to movie "Untuk Rena" in 2005 (?). A charming second album in 2004 with full of melodious, orchestrated pop/bossa-pop garnished with trumpet, trombone and flute. This time with guest appearances from Karolina Komstedt (Sweden - Club 8) and Bob Tutupoly. Since their first appeareance, I have known this indiepop band has something different sense as compared to other bands. [And Laluna off course, same Bandung's origin band]. Now, I am enjoying their album (not all as yet actually), thanks to multiply.com that become a new huge source for *.mp3 lists. One of my favorite songs are "I would never" and "Secret admirers". Their lyrics are simple yet meaningful, but yes the musics a

ramadan pergi, lebaran tiba

Image
Hari ini buka terakhir, dan tak ada sahur lagi. Entah senang atau sedih. Sepertinya ada sesuatu yang hilang, meninggalkanku sendiri di sini. **bengong mode on**. Lagu Bimbo "Setiap habis ramadan" kemarin kumainkan di Winamp-ku, sedih rasanya. Tabel target puasa dari Mbak Nurul kayaknya bolong-bolong gak terisi semua. Kecuali, kolom silaturahmi, kata temanku, karena aku sering keliling untuk buka bersama. Anak-anak terlantar ini -dengan tabungan bank yang penuh :-)- dipelihara oleh Dijkgraf. Dank je wel voor uw vriendelijkheid . Semoga Allah membalas segala kebaikan kalian. Malam ini kuputar radio Minaara deGromiest, kebetulan sedang takbiran. Suasana Indonesia pun hadir di pelupuk mata. Terbayang Puncak yang macet total, dari mulai tol Jagorawi hingga Bandung. Duh kaki pegal harus injak pedal kopling. Tapi itu semua akan terbayarkan oleh kecerian lebaran, kegembiraan berkumpul bersama keluarga handai taulan. Itulah ritual yang tahun ini akan terlewatkan. Malam semakin larut,

Dreaming tea

Nikmat betul rasanya berbuka kemarin. Masalahnya bukan karena ada yang kirim kolak, atau es teler 77 Air Mancur. Tapi karena dibuatkan teh oleh my Dutch corridormate . Dan rasanya, erg mooi . Awalnya kami masak bareng. Saya untuk berbuka puasa dan dia untuk dinner . Sama-sama dinner sih. Sedikit chit-chat bahwa dia baru terima bunga, yang dikirim her boyfriend . It's ridiculous. I lay on my bed all day, and when I wake up I got a bucket of flowers . Kebetulan dia libur dari kerjanya hari itu. Last week, I got flower from my parent for my master's graduation. So, I have a bunch of flowers in my room . Ha, gefeciliteerd . But I'm happy with it , dengan suara dan wajahnya yang sumringah. Sure, you have to. Which girl will ignore flowers sent by her lover. How kind of him .

narrowdaylight

Image
Sudah 1 minggu ini, langit kelam karena awannya kelabu. Udara mulai dingin, sekitar 16o C di luar. Untung di kamar ada pemanas, jadi udara berkisar 22-23 oC, tapi tetap dingin di kamar ini. Matahari sih selalu bersinar tapi tersembunyi oleh kelabunya awan. Jadi sinarnya tidak sampai. Untung malam kemarin bulan purnama jadi malam agak meriah. Tapi juga purnama membuat gravitasi bulan menarik air laut jadi pasang. Gravitasi bulan juga menarik hormon-hormon dalam tubuh, segala hormon. Ada yang jadi fang-face, wolfie, dan kepalanya menjadi bertanduk. Ah.. kelingan sing ora-ora. Oops stop.. stop.. kiri.. kiri.. Akhirnya saya menyadari arti penting dari sunbathing yang biasa dilakukan bule-bule itu. Dulu saya selalu berpikir kalau orang Melayu berjemur itu gila, kayak keputihan aja. Kini saya suka bergabung dengan bule-bule itu. Bedanya saya lengkap dengan kaos, sweater, dan jaket tambah syal, sementara mereka berkaos saja. Kurang ajarnya, sore kemarin ketika saya berpakaian lengkap, tiba-t

ramadan.in.nl

First ramadhan always differs from one authority to others and so does in the Netherlands here. Well, I don't want to offer debate here, as people have their own authorities to follow on. It is my first fasting out of my homeland. And I found it quite difficult especially at the first days. Now I can feel the luxury of fasting in home with family and friends. But so far, I managed myself to do it for the whole days. Even one week has unexpectedly passed by. I have to say that I, physically, don't have a lot of troubles keeping myself from drinking and eating. Even if I have to biking from one place to another. I also enjoyed a futsal game with my colleagues here in one afternoon before the dusk. However, if we talk fasting spiritually it is surely unbearable, I have to admit. You can imagine when mostly women here wear lower-rise jeans that offer their folds of skin around lower part of their body. They are not hesitate to show off their body shape and even their st