Life is fragile
Life is fragile, handle with prayer . Begitulah tulisan sebuah gantungan kunci, di sebuah toko suvenir di Bandara Kuala Lumpur. Rasanya pas di hati bila ingat situasi hari ini. Hidup ini begitu rentan, jumlah orang stress meningkat. Pun ketika menyambangi teman-teman lama ketika lebaran tiba. Banyak rutukan, sumpah serapah dan keluhan. Ada yang mengeluh belum dapat pekerjaan, pindah jadi ngajar di NHI ( ngajaredog NHI= Nongkrong Hareupen Imah =Sundanese; berdiam diri saja nongkrong di depan rumah), atau kerja tapi gaji gak naek2. Ada juga yang berkeluh pingin kawin tapi gak berani ngajak anak orang hidup bersama di jaman kayak gini, dan ada juga yang belum ketemu pasangan jiwanya. All by myself . Tapi semuanya saling berprasangka: saya menyangka teman-teman saya hidupnya sudah enak, berkecukupan. Begitu juga teman-teman menyangka saya sudah hidup gemah ripah loh jinawi . Rumput tetangga selalu lebih hijau, kecuali yg gak pernah disiram. Kami juga ber-KLBK (kenangan lama bangkit kembal