Aduh ...

Di mejaku ada setumpuk buku dan artikel. Bacaan yang harus saya lihat satu per satu, mencomot beberapa kalimat dari dalamnya, dan menyusunnya menjadi satu tulisan. Saya dikejar deadline 30 Agustus untuk satu tulisan presentasi. Satu hal yang selalu tidak mudah bagiku untuk menyelesaikannya.

Speak-and-listen is much common way to communicate in Indonesian culture as compared to read-and-write. Itu kata Onno W. Purbo yang ahli e-culture ini. Kalimat yang pas dan telah didengungkan oleh para antropolog tentang masyarakat Indonesia [dan mungkin Asia?]

Daya bacaku memang rendah dibanding my beloved wife yang bisa melahap satu buku setebal 200 halaman bisa dalam 3 hari. My record was, so far, when I read a novel entitling Ayat-ayat Cinta [blogger's comment] in 3 days. Buku yang lainnya, paling banter depan dan belakangnya doang! Pfuih ...

Masalahku adalah tidak fokus dan terlalu banyak keinginan. Satu belum beres, lirik lagi yang lain. Nah ... pas deadline seperti gini, mulai deh sks-ku keluar [sistem kebut semalam]. Panik ... Saya memang penganut teori adrenaline :-) Katanya hormon adrenalin akan meningkat ketika dalam keadaan panik, atau bahaya mengancam. Contohnya pas dikejar anjing edan kita bisa lari sekencang-kencangnya dan meloncati tembok tinggi, kalau dalam keadaan normal mustahil.

Walhasil ... saya jadi sering keringatan dan gemetar, karena mungkin kelenjar adrenalinku terlalu sering dipacu. Aku sudah agak lama memang menderita 'essential tremor' I'll tell you later about it.

OK, 3 hari ini saya harus menyelesaikan tulisanku dulu, saya harus fokus dan reduce out of office activities. See ya ...

Comments

Popular posts from this blog

Kincir angin

Dolce & Gabbana pun mengoleksi jilbab

[sic!]