Tua itu pasti, dewasa itu pilihan

The story of a loser - it could be you.

Sweet child in time you'll see the line
The line that's drawn between the good and the bad
See the blind man shooting at the world
Bullets flying taking toll
If you've been bad, Lord I bet you have
And you've been hit by flying lead
You'd better close your eyes and bow your head
And wait for the ricochet

Baru kusadari bahwa selama ini diri ini ternyata terlalu berleha-leha. Banyak hal-hal kecil yang ternyata belum pernah kulakukan. Ternyata setelah dilakukan banyak hal baru yang bisa diraih. Sungguh beruntung masih mau belajar.
Setiap saat adalah belajar. Jadilah manusia pembelajar, kata Andreas Harefa.

C'mon
, tak ada istilah te laat. Masa segitu aja udah nyerah... orang dulu banyak yang respek terhadapmu, dengan hasil kerjamu. Tapi setelah kamu banyak mengeluh sirna sudah respek teman-temanmu. Orang-orang mulai meninggalkanmu. Orang lain menilaimu, buddy. They don't tell it, though. But, you're being cornered. Kenapa sekarang mudah sekali, amarah terlihat di mulutmu. Or you're being bossy?

Tiba-tiba saja terpampang di sebuah website, sebuah kata-kata hikmah:
Jika engkau menaklukkan dirimu dalam hal-hal kecil, sesungguhnya engkau melatih kemauanmu untuk menjadi batu karang yang kukuh dan menjadi tuan atasmu.

Ingatlah lagi kata si Cangklong tua itu: apa sih yang membedakan dewasa dan anak-anak? Atau kata lain kedewasaan itu? Anak-anak akan langsung mengungkapkan isi hatinya tanpa bisa membendungnya. Jika dia ingin permen dia akan mengatakannya. Jika tidak diberi? ... Nangis.... Kalau diberi dia akan tertawa terbahak-bahak. Saluran saraf antara otak dan indra sangat pendek. What you see is what you get. Semakin lama usianya, harusnya semakin panjang pula saluran itu. Tapi tidak semua orang bisa melakukan itu.

Benarlah kata si A-Mild itu: Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Mana yang akan kau pilih?
Anyway, kata John F Kennedy (1917-1963):
Leadership and learning are indispensable to each other.

Comments

Popular posts from this blog

Kincir angin

Dolce & Gabbana pun mengoleksi jilbab

[sic!]