narrowdaylight

Sudah 1 minggu ini, langit kelam karena awannya kelabu. Udara mulai dingin, sekitar 16o C di luar. Untung di kamar ada pemanas, jadi udara berkisar 22-23 oC, tapi tetap dingin di kamar ini. Matahari sih selalu bersinar tapi tersembunyi oleh kelabunya awan. Jadi sinarnya tidak sampai.

Untung malam kemarin bulan purnama jadi malam agak meriah. Tapi juga purnama membuat gravitasi bulan menarik air laut jadi pasang. Gravitasi bulan juga menarik hormon-hormon dalam tubuh, segala hormon. Ada yang jadi
fang-face, wolfie, dan kepalanya menjadi bertanduk. Ah.. kelingan sing ora-ora. Oops stop.. stop.. kiri.. kiri..

Akhirnya saya menyadari arti penting dari sunbathing yang biasa dilakukan bule-bule itu. Dulu saya selalu berpikir kalau orang Melayu berjemur itu gila, kayak keputihan aja. Kini saya suka bergabung dengan bule-bule itu. Bedanya saya lengkap dengan kaos, sweater, dan jaket tambah syal, sementara mereka berkaos saja. Kurang ajarnya, sore kemarin ketika saya berpakaian lengkap, tiba-tiba lewat bule berkaos dan celana pendek. *ym! code:X(* Demikianlah mereka celebrating the sunlight.

Sekarang saya mengerti kenapa mereka selalu buru-buru mengejar waktu. Tepat waktu. Karena memang hari yang baik dan nyaman di sini sangat pendek. Hanya musim semi dan panas, yang nyaman (menurut kita). Sisanya musim gugur dan salju, hari 'terang' begitu pendek.
Narrow daylight :-) Beda dengan di kita yang "Tropical the island breeze, All of nature wild and free, This is where I long to be, La Isla Bonita, And when the samba played, The sun would set so high", kata Madonna.

Comments

Popular posts from this blog

ramadan.in.nl

Perubahan selera humor anda mungkin penanda awal penyakit pikun

Resep Rahasia Coca-Cola 'Bocor' ternyata beralkohol