Perubahan selera humor anda mungkin penanda awal penyakit pikun
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang. Begitu pesan Warkop DKI di awal film-filmnya. Namun, berhati-hatilah jika anda atau orang yang anda kenal mulai menertawakan hal-hal yang tidak sepantasnya ditertawakan, atau selera humor anda menurun. Hal ini bisa menjadi tanda peringatan awal penyakit pikun (demensia), ungkap sebuah penelitian terbaru.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University College London dan diterbitkan dalam Journal of Alzheimer dengan mewawancarai para kerabat dan rekan dari 48 penderita demensia atau pikun. Penyakit Alzheimer merupakan jenis penyakit pikun paling umum yang awalnya ditandai dengan melemahnya daya ingat, hingga gangguan otak dalam merencanakan sesuatu, menalar, membuat persepsi dan berbahasa.
Gejala Alzheimer ditandai dengan proses degeneratif dari syaraf-syaraf penghubung (neurotransmitter) dan juga pada beberapa wilayah otak seperti lobus temporal dan lobus parietal. Gejala ini akan berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu dan diderita oleh lansia berumur 65 tahun ke atas. Seperti diberitakan oleh Russia Today (10/11), para responden diminta untuk memberikan contoh humor yang tidak pantas atau penurunan selera humor yang diperlihatkan oleh orang yang mereka cintai selama 15 tahun terakhir - tepat sebelum didiagnosis sebagai demensia.
Hampir semua peserta menyatakan mereka telah melihat pergeseran dalam sembilan tahun terakhir sebelum orang yang mereka cintai didiagnosis. Kebanyakan mengakui bahwa keluarga mereka mulai menertawakan berbagai peristiwa tragis yang ada di media, atau tentang kehidupan pribadi mereka.
"Perubahan ini nyata, yang ditandai dengan candaan yang benar-benar tidak pantas atau bahkan humor yang sungguh tidak menyenangkan. Misalnya, seorang penderita menertawakan istrinya sendiri yang tersiram air panas," kata Dr. Camilla Clark, yang terlibat dalam penelitian ini.
Si istri yang tersiram air panas sendiri mengatakan bahwa "Awalnya, [suami saya] tertawa sangat keras pada hal-hal yang sedikit lucu, kurang ajar atau yang di atasnya; sekarang [dia akan] tertawa sepanjang waktu pada hal-hal yang tidak terlalu lucu dan bahkan akan mengatakan 'Aku tertawa dan aku tidak yakin mengapa aku tertawa." Responden lainnya disebutkan menderita asma, dan orang terkasihnya "kadang-kadang tertawa ketika saya berjuang untuk bernapas."
Perubahan lain dalam hal humor yaitu ketika menjadi sedikit sinis, termasuk menertawakan mobil yang diparkir serampangan atau pada anjing menggonggong. Para responden juga diminta untuk menilai pilihan orang yang mereka cintai terhadap berbagai jenis hiburan seperti komedi slapstick ala Mr. Bean, komedi satir seperti Yes Minister atau komedi absurd seperti Monty Python. Pasien demensia cenderung lebih menyukai humor slapstick daripada satir, dimana penelitian itu mencatat bahwa kerabat melihat "pergeseran pilihan pasien terhadap komedi menuju humor yang bodoh dan menggelikan" setelah mereka didiagnosis.
Salah seorang responden menyatakan bahwa orang yang dia cintai "Dulunya sangat cerdas tapi semuanya berubah; humor harus lebih jelas, tertawa jika orang lain tertawa." Yang lainnya mengatakan humor saudara mereka sekarang "sangat kasar dan grafis, semua hal menjadi 'lucu' di matanya."
Menurut Clark, studi ini menyoroti "pentingnya mengubah penekanan bahwa demensia bukan semata-mata tentang kehilangan memori." Frontotemporal merupakan bentuk gangguan yang paling jarang, tapi agak umum pada penderita demensia di bawah usia 65. Gangguan ini mempengaruhi bagian otak yang terkait kepribadian dan perilaku, dan sering menyebabkan pasien kehilangan daya pengekangan diri, dimana mereka menjadi lebih impulsif, dan kesulitan dalam kehidupan sosial mereka.
Jenis-jenis makanan tinggi kandungan lemak jenuh seperti daging merah, mentega, keju, dan es krim meningkatkan risiko demensia dan mengurangi konsentrasi dan memori. Kurangi makanan seperti itu dan gantilah dengan ikan, alpukat krim, dan buah-buahan. (Sumber: Russia Today)
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University College London dan diterbitkan dalam Journal of Alzheimer dengan mewawancarai para kerabat dan rekan dari 48 penderita demensia atau pikun. Penyakit Alzheimer merupakan jenis penyakit pikun paling umum yang awalnya ditandai dengan melemahnya daya ingat, hingga gangguan otak dalam merencanakan sesuatu, menalar, membuat persepsi dan berbahasa.
Gejala Alzheimer ditandai dengan proses degeneratif dari syaraf-syaraf penghubung (neurotransmitter) dan juga pada beberapa wilayah otak seperti lobus temporal dan lobus parietal. Gejala ini akan berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu dan diderita oleh lansia berumur 65 tahun ke atas. Seperti diberitakan oleh Russia Today (10/11), para responden diminta untuk memberikan contoh humor yang tidak pantas atau penurunan selera humor yang diperlihatkan oleh orang yang mereka cintai selama 15 tahun terakhir - tepat sebelum didiagnosis sebagai demensia.
Hampir semua peserta menyatakan mereka telah melihat pergeseran dalam sembilan tahun terakhir sebelum orang yang mereka cintai didiagnosis. Kebanyakan mengakui bahwa keluarga mereka mulai menertawakan berbagai peristiwa tragis yang ada di media, atau tentang kehidupan pribadi mereka.
"Perubahan ini nyata, yang ditandai dengan candaan yang benar-benar tidak pantas atau bahkan humor yang sungguh tidak menyenangkan. Misalnya, seorang penderita menertawakan istrinya sendiri yang tersiram air panas," kata Dr. Camilla Clark, yang terlibat dalam penelitian ini.
Si istri yang tersiram air panas sendiri mengatakan bahwa "Awalnya, [suami saya] tertawa sangat keras pada hal-hal yang sedikit lucu, kurang ajar atau yang di atasnya; sekarang [dia akan] tertawa sepanjang waktu pada hal-hal yang tidak terlalu lucu dan bahkan akan mengatakan 'Aku tertawa dan aku tidak yakin mengapa aku tertawa." Responden lainnya disebutkan menderita asma, dan orang terkasihnya "kadang-kadang tertawa ketika saya berjuang untuk bernapas."
Perubahan lain dalam hal humor yaitu ketika menjadi sedikit sinis, termasuk menertawakan mobil yang diparkir serampangan atau pada anjing menggonggong. Para responden juga diminta untuk menilai pilihan orang yang mereka cintai terhadap berbagai jenis hiburan seperti komedi slapstick ala Mr. Bean, komedi satir seperti Yes Minister atau komedi absurd seperti Monty Python. Pasien demensia cenderung lebih menyukai humor slapstick daripada satir, dimana penelitian itu mencatat bahwa kerabat melihat "pergeseran pilihan pasien terhadap komedi menuju humor yang bodoh dan menggelikan" setelah mereka didiagnosis.
Salah seorang responden menyatakan bahwa orang yang dia cintai "Dulunya sangat cerdas tapi semuanya berubah; humor harus lebih jelas, tertawa jika orang lain tertawa." Yang lainnya mengatakan humor saudara mereka sekarang "sangat kasar dan grafis, semua hal menjadi 'lucu' di matanya."
Menurut Clark, studi ini menyoroti "pentingnya mengubah penekanan bahwa demensia bukan semata-mata tentang kehilangan memori." Frontotemporal merupakan bentuk gangguan yang paling jarang, tapi agak umum pada penderita demensia di bawah usia 65. Gangguan ini mempengaruhi bagian otak yang terkait kepribadian dan perilaku, dan sering menyebabkan pasien kehilangan daya pengekangan diri, dimana mereka menjadi lebih impulsif, dan kesulitan dalam kehidupan sosial mereka.
Jenis-jenis makanan tinggi kandungan lemak jenuh seperti daging merah, mentega, keju, dan es krim meningkatkan risiko demensia dan mengurangi konsentrasi dan memori. Kurangi makanan seperti itu dan gantilah dengan ikan, alpukat krim, dan buah-buahan. (Sumber: Russia Today)
Comments